Kenaikan tersebut didorong pertumbuhan mobil listrik di Cina. Data China Automotive Battery Innovation Alliance menunjukkan, output baterai lithium iron phosphate untuk kendaraan listrik menembus 11,1 GWh pada bulan Agustus 2021, melonjak 268,2 persen dari 2020. Negara ini juga memproduksi 8,4 GWh baterai lithium terner selama periode tersebut, atau naik 91,5 persen.
Penjualan kendaraan listrik di Cina, menurut China Association of Automobile Manufacturers (CAAM), mencapai rekor tertinggi sebanyak 321.000 unit pada bulan Agustus 2021, naik 180 persen pada periode yang sama tahun lalu. Selama delapan bulan pertama 2021, penjualan mobil listrik meroket sebesar 190 persen secara tahunan menjadi 1,8 juta unit di Cina.
Sebagai ilustrasi, pada April 2021 Cina sudah membangun 65.000 stasiun pengisian, 644 stasiun pertukaran daya, dan 1,87 juta tiang pengisian secara nasional untuk menggenjot penggunaan kendaraan listrik di negara tersebut. Infrastruktur tersebut ada di 176 kota dan lebih dari 50.000 km jalan raya.
Dengan data tersebut, CAAM pun memprediksi tingkat pertumbuhan produksi dan penjualan mobil listrik dalam lima tahun ke depan akan tetap di atas 40 persen. CAAM juga meyakini penjualan mobil dengan energi terbarukan, termasuk kendaraan listrik baterai, hibrida plug-in, dan sel bahan bakar hidrogen bisa mencapai 1,9 juta unit pada tahun 2021 dan 2,7 juta unit pada 2022.
Pembuat mobil listrik, seperti Tesla Inc, Nio Inc, Xpeng Inc, dan BYD juga sudah memperluas kapasitas produksi di Cina. Ini juga didorong oleh promosi pemerintah tentang kendaraan yang lebih ramah lingkungan untuk mengurangi polusi.
Produsen mobil asal Amerika Serikat juga mulai melirik mobil listrik. Ford sudah menyatakan akan lebih fokus menggarap mobil listrik dibandingkan dengan jenis mobil yang sudah mereka buat selama ini.
Comments
Post a Comment